Selasa, 31 Juli 2012

#5 #365harimenulis "Sebuah kompilasi, beribu imajinasi"



Kenapa bikin Mixtape ? 

Mungkin di antara anak-anak jaman sekarang, yang lebih mengenal CD (Compact Disc) atau MP3Player, iPod dan lain halnya, jarang yang mengenal istilah mixtape. Istilah ini lebih sering kita jumpai apabila ngobrol dengan orang-orang yang terlahir sekitar era tahun 70 - 80an, orang-orang yang memang lebih mengenal media musik seperti Vinyl, Cassette. Mixtape pun di amerika sempat dijuluki sebagai "the most widely practiced American art form", sebegitu hebatnya pesona mixtape di jamannya bahkan sampai hari ini detik inipun masih hebat pesona dari mixtape.

Pada dasarnya mixtape adalah kumpulan dari lagu-lagu favorit yang kita perdengarkan, seperti membuat album kompilasi sendiri untuk didengarkan sambil menyetir mobil, makan, baca buku, bahkan tidur sekalipun. Pada perkembangannya, sarana mixtape ini ini lalu berkembang dengan adanya penyelarasan tema dan mood dari lagu-lagu di dalamnya. Lalu ada juga penambahan seperti artwork -artwork untuk cover cd case dari mixtape tersebut.

Ya, dulu mixtape memang sangat-sangat digandrungi perkembangannya di kala tape deck masih menjadi sarana utama untuk mendengarkan musik-musik seperti The Beach Boys, Nirvana, Pink Floyd dan lain-lain dijamannya. Dimana, sering kita mengalami hal seperti kaset yang tergulung, pita kaset yang jamuran, dan harus meniup-niup lubang kaset, biar (katanya) bersih. Mengapa lebih digandrungi dikala jaman tape deck? Apa bedanya dengan jaman sekarang yang sudah menggunakan media yg lebih gampang seperti CD atau mp3 player? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan lebih masuk akal apabila kita membayangkan bagaimana cara meng-compile lagu-lagu yang sudah kita tetapkan menjadi sebuah kaset yang hanya mempunyai durasi 60 menit atau 90 menit.

Saya masih ingat dulu, sewaktu saya membuat mixtape pertama saya menggunakan media kaset, saya harus menghitung, menjumlah, mengurangi, durasi-durasi dari setiap lagu yang sudah saya pilih. Karena memang medianya sangat terbatas sekali kalau memakai kaset diwaktu itu. Blum juga kita harus menggunakan tape deck yang mempunyai 2 deck kaset sebagai source dan recorder nya. Hal-hal yang menurut saya ribet waktu itu, yang sekarang hanya tinggal memilih dari iTunes, di compile lalu di-burning saja menjadi satu kesatuan CD.Tapi memang lebih menyenangkan, dan lebih worthed apabila kita menggunakan kaset untuk membuat sebuah kompilasi mixtape.

Bahkan untuk wacana membuat mixtape, seorang penulis dan jurnalis musik dari Amerika, Rob Sheffield menulis 2 buah buku tentang bagaimana mixtape dapat merubah hidupmu. Buku tersebut adalah 1. Love is a Mix Tape: Life and Loss, One Song at a Time dan buku 2. Talking to Girls About Duran Duran: One Young Man's Quest for True Love and a Cooler Haircut. Memang, beberapa tujuan dalam membuat mixtape adalah untuk diperdengarkan sendiri, atau untuk orang lain yang memperdengarkan.

Maka dari itu, tidak ada salahnya kita memulai lagi tradisi membuat mixtape ini, untuk merangsang kembali kreatifitas dari kita, mengasah wawasan musik dari kita lalu menjadikannya sebagai satu kesatuan bernama mixtape.

Sekian ~

Tebet, 31 Juli 2012, 23:02


ps:

mungkin memang terlihat simple, tapi mixtape sampai sejauh ini saya masih mempercayai mixtape adalah suatu pekerjaan seni yang sangat luar biasa.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar