Jumat, 10 Agustus 2012

#15 #365harimenulis ~ "Sehari, penuh saran dan kenangan"

Selasa malam sekitaran 20:30 ~

Saya mendapat pesan singkat dari senior saya yang pernah menawarkan pekerjaan membuat dokumenter tentang salah satu perusahaan finance consulting di Jakarta. Pesan singkat tersebut jelas membuat saya terkejut, karena senior saya bilang kalau, bsok pagi jam 8 pagi saya harus sudah berkumpul dengan team produksi di sekitaran kampus. Alhasil beberapa rencana-rencana saya untuk mencari beberapa barang kebutuhan pokok sebelum berangkat mudik ke Surabaya pun terganggung.

Rabu pagi sekitaran 06:00 ~

Mata yang sudah panas-panas ga enak ini pun tetap tersadar meskipun sudah ada janji bertemu tim jam 07:00 di sekitaran Pasar Minggu untuk mengambil alat-alat kebutuhan suting. Saking tersadarnya saya, bahkan tubuh ini sudah bagaikan orang yang "kancilen" kalau kata orang Jawa. Penyakit yang membuat badan yang sebenarnya mengantuk berat, menjadi tidak mengantuk lagi karena memang sudah diforsir untuk tidak tidur. 

Setelah mengambil barang -barang keperluan produksi, saya pun berjalan menuju kampus untuk bertemu dengan divisi produksi kameran di sekitaran kampus untuk mulai lagi keberangkatan menuju tempat eksekusi di sekitaran Pasar Baru. Sedikit saya agak merasa terganggu dengan udara dan sinar matahari pagi itu, anda pasti juga merasakannya bagaimana kalau tidak tidur seharian dan harus beraktifitas di pagi hari dengan badan yang setengah sadar dan sangat lelah.

11:00 ~

Sampailah saya di tempat produksi suting ini, sebuah ruko 3 lantai yang tertutup banyak gedung-gedung tua yang saking kumuhnya sampai saya saja susah untuk menemukan ruko tua ini. 

Proses produksi yang akhirnya dimulai pada sekitaran jam 13:00 sukses membuat saya tertidur juga karena menunggu beberapa narasumber yang akan diwawancarai untuk keperluan suting ini. Proses-proses birokrasi kantor, dan kurangnya penguasaan materi wawancara, adalah hal-hal yang banyak menghambat proses suting wawancara ini. Beruntung, tema wawancara kali ini menarik sekali menurut saya, satu tema yang mengangkat tentang Money Love, cintailah uang anda, dan masa depan anda.

Sedikit yang sangat ingin saya sharing di tulisan kali ini adalah, "sisihkanlah 10% gaji anda di permulaan, bukan dari sisan gaji anda". Hal ini sedikit menyentuh saya, karena memang saya sendiri sampai saat ini selalu menabung dari hasil sisa gaji saya selama ini. Ya, mungkin karena saya bukanlah seorang yang berpenghasilan tetap, tetapi alhamdulillah setiap bulan selalu saja ada rejeki untuk menambal pengeluaran hidup di Jakarta. Saya tertarik dari peng-analogian dari bapak Freddy (direktur utama Money Love) tentang bagaiman kita harusnya menyisihkan penghasilan kita. Bapak Freddy mengatakan, gaji kita itu seperti spedometer, "kalau kita memacu spedometer yang harusnya hanya 100km menjadi 150km atau 200km, itu sama saja mencari mati. Sama seperti gaji, apabila kita berpenghasilan hanya 1jt, maka jangan dihabiskan semua atau bahkan melebihi kebutuhan yang kita perlukan, itu sama saja mencari mati" kata bapak Freddy. 

Beliau juga mengatakan "jangan menganggap kartu kredit adalah uang tambahan, tapi anggaplah itu sebagai hutang yang harus dibayar beberapa hari kedepan. Jangan terlalu sering muter-muter di mall, karena kita akan bisa khilaf dan membelinya kalau melakukannya, dan pada saat kita di rumah, kita akan menyesal bahwa barang-barang tersebut ternyata hanya akan menambah beban di gudang kita. 

Sebenarnya masih banyak sekali wejangan-wejangan dari sutingan saya kali ini, tetapi memang panjang sekali, bahkan materi wawancara saja sudah mencapai 10 lembar waktu itu. Satu hal yang ingin saya tekankan adalah cintailah hidup anda, dan selalu pikirkan rencana untuk masa depan. Salah satu hal yang memang pernah saya pikirkan dahulu, tetapi saya tidak pernah melakukannya, karena saya memang orang yang suka dengan kejutan. Tetapi kalau dipikir-pikir memang benar apa yang dikatakan beliau. "Jangan sampai anda sudah pensiun, tetapi membiayai anak dari dana pensiunan anda, anda tidak akan pernah merasakan nikmatnya pensiun, berdua dengan istri anda tanpa adanya beban menanggung sekolah anak dan lain-lain".

Hmm, memang benar sih ya, saya memang harus sudah memikirkan sesuatu untuk masa depan saya kelak.

Pasar Baru, sekitaran 23:00

Yak, waktunya saya menyudahi sesi produksi kali ini, dan saya pun harus bergegas untuk mengembalikan barang-barang yang sudah saya pakai kepada yang punya. Kebetulan saya harus bertemu dengan pemiliknya yaitu bang Ucup di sekitaran roti bakar gahul di daerah al-azhar. Meluncurlah saya menuju Al-Ahzar untuk bertemu dengan abang-abangan sound ini. 

Al-Azhar, sekitaran 00:00

Sampainya di roti bakar, beruntung bang Ucup yang sedang suting film layar lebar yg akan tayang mungkin tahun depan ini sedang break untuk beristirahat. Maka diajaklah saya ngobrol-ngobrol dan sharing tentang dunia pekerjaan kita di Jakarta. Dengan santainya bang Ucup mentraktir saya secangkir kopi hitam, ya mungkin dia tahu bahwa saya memang belum sempat beristirahat yang mungkin kalau dihitung bisa sampai 24 jam lebih saya membuka mata ini untuk tersadar.

Setelah beberapa obrolan-obrolan yang menyenangkan, bang Ucup mengerti bahwa saya adalah anak Surabaya. Diperkenalkanlah saya dengan Rombeng, yang ternyata juga adalah anak Surabaya juga. Setelah ngobrol-ngobrol basa-basi sedikit tentang kota kita, saya menemukan fakta bahwa dia juga adalah teman dari teman-teman saya sewaktu saya sering bergaul di sekitaran broadcast Airlangga. Dia juga mengatakan bahwa teman-teman kontrakannya di Jakarta adalah juga teman-teman seangkatan saya sewaktu sering ke broadcast dahulu. 

Ternyata memang Tuhan hari itu sangatlah adil bagi saya, setelah diberikannya pekerjaan yang berat, tetapi tetap saya mendapatkan beberapa pencerahan dalam pekerjaan tersebut. Tidak hanya itu, Tuhan juga mempertemukan saya dengan para sahabat-sahabat saya yang memang sudah lama sekali tidak pernah saya temui, bahkan untuk say hi saja saya tidak pernah. Mungkin sudah sekitar 5-6 tahun yang lalu terakhir bertemu dengan mereka di Surabaya. 


Sekian, hari itu saya diberikan banyak sekali anugrah dalam menjalani hidup freelance di Jakarta.

Thanks,


Tebet, 10082012, 23:42


ps:

maaf saya sedikit seperti bercerita di tulisan ini, karena memang saya sangat senang dengan hari dimana saya bertemu dengan banyak orang-orang hebat dan beberapa sahabat-sahabat lama saya.

1 komentar:

  1. "Jangan sampai anda sudah pensiun, tetapi membiayai anak dari dana pensiunan anda, anda tidak akan pernah merasakan nikmatnya pensiun, berdua dengan istri anda tanpa adanya beban menanggung sekolah anak dan lain-lain".

    Ntap.
    Bener banget inih...

    BalasHapus