Selasa, 31 Juli 2012

#5 #365harimenulis "Sebuah kompilasi, beribu imajinasi"



Kenapa bikin Mixtape ? 

Mungkin di antara anak-anak jaman sekarang, yang lebih mengenal CD (Compact Disc) atau MP3Player, iPod dan lain halnya, jarang yang mengenal istilah mixtape. Istilah ini lebih sering kita jumpai apabila ngobrol dengan orang-orang yang terlahir sekitar era tahun 70 - 80an, orang-orang yang memang lebih mengenal media musik seperti Vinyl, Cassette. Mixtape pun di amerika sempat dijuluki sebagai "the most widely practiced American art form", sebegitu hebatnya pesona mixtape di jamannya bahkan sampai hari ini detik inipun masih hebat pesona dari mixtape.

Pada dasarnya mixtape adalah kumpulan dari lagu-lagu favorit yang kita perdengarkan, seperti membuat album kompilasi sendiri untuk didengarkan sambil menyetir mobil, makan, baca buku, bahkan tidur sekalipun. Pada perkembangannya, sarana mixtape ini ini lalu berkembang dengan adanya penyelarasan tema dan mood dari lagu-lagu di dalamnya. Lalu ada juga penambahan seperti artwork -artwork untuk cover cd case dari mixtape tersebut.

Ya, dulu mixtape memang sangat-sangat digandrungi perkembangannya di kala tape deck masih menjadi sarana utama untuk mendengarkan musik-musik seperti The Beach Boys, Nirvana, Pink Floyd dan lain-lain dijamannya. Dimana, sering kita mengalami hal seperti kaset yang tergulung, pita kaset yang jamuran, dan harus meniup-niup lubang kaset, biar (katanya) bersih. Mengapa lebih digandrungi dikala jaman tape deck? Apa bedanya dengan jaman sekarang yang sudah menggunakan media yg lebih gampang seperti CD atau mp3 player? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan lebih masuk akal apabila kita membayangkan bagaimana cara meng-compile lagu-lagu yang sudah kita tetapkan menjadi sebuah kaset yang hanya mempunyai durasi 60 menit atau 90 menit.

Saya masih ingat dulu, sewaktu saya membuat mixtape pertama saya menggunakan media kaset, saya harus menghitung, menjumlah, mengurangi, durasi-durasi dari setiap lagu yang sudah saya pilih. Karena memang medianya sangat terbatas sekali kalau memakai kaset diwaktu itu. Blum juga kita harus menggunakan tape deck yang mempunyai 2 deck kaset sebagai source dan recorder nya. Hal-hal yang menurut saya ribet waktu itu, yang sekarang hanya tinggal memilih dari iTunes, di compile lalu di-burning saja menjadi satu kesatuan CD.Tapi memang lebih menyenangkan, dan lebih worthed apabila kita menggunakan kaset untuk membuat sebuah kompilasi mixtape.

Bahkan untuk wacana membuat mixtape, seorang penulis dan jurnalis musik dari Amerika, Rob Sheffield menulis 2 buah buku tentang bagaimana mixtape dapat merubah hidupmu. Buku tersebut adalah 1. Love is a Mix Tape: Life and Loss, One Song at a Time dan buku 2. Talking to Girls About Duran Duran: One Young Man's Quest for True Love and a Cooler Haircut. Memang, beberapa tujuan dalam membuat mixtape adalah untuk diperdengarkan sendiri, atau untuk orang lain yang memperdengarkan.

Maka dari itu, tidak ada salahnya kita memulai lagi tradisi membuat mixtape ini, untuk merangsang kembali kreatifitas dari kita, mengasah wawasan musik dari kita lalu menjadikannya sebagai satu kesatuan bernama mixtape.

Sekian ~

Tebet, 31 Juli 2012, 23:02


ps:

mungkin memang terlihat simple, tapi mixtape sampai sejauh ini saya masih mempercayai mixtape adalah suatu pekerjaan seni yang sangat luar biasa.








Senin, 30 Juli 2012

#4 #365harimenulis "Segelas teh hangat untuk berbuka.."


Sore itu saya janjian untuk berbuka bersama teman-teman saya di sekitaran Cikini - Taman Ismail Marzuki. Badan yang memang sedikit kecapekan karena kurang tidur beberapa hari ini, sangat mengganggu aktivitas sore hari ini. Setelah bersiap-siap, akhirnya jam 5 lebih dikit saya meluncur dari sekitaran Tebet menggunakan motor saya.

Cuaca sore hari tadi cukup mendukung untuk menambah lapar dan dahaga orang yang berpuasa, angin sepoi-sepoi, meskipun ya Jakarta memang masih selalu macet setiap harinya. Saya memacu motor saya dengan santai, pelan-pelan melewati beberapa titik kemacetan disekitar jalan Saharjo - Soepomo. Macet yang terjadi di sekitar bawah flyover hotel Harris saya lewati dengan senyum-senyum sambil mendengarkan album demo Vox yang terbaru, sedikit menyanyi-nyanyi pelan juga saya lakukan sambil menyetir motor ini.

Mood yang lagi senang riang gembira (duilehhh bang) tiba-tiba saja berubah drastis sewaktu melewati sekitaran Vicky Sianipar - Manggarai. Motor saya yang memang sudah lama blum diservis pun mulai memberikan cobaan bagi saya sore itu. Rantai motor saya lepas, off track dari jalur gearnya, sebuah hal yang sering terjadi akhir-akhir ini pada motor saya. Tetapi klo hanya lepas saja, saya pasti bisa membetulkan lagi dan tidak sampai kehilangan mood yang riang gembira ini. Ternyata sampai saya betulkan pun motor ini masih saja tidak mau jalan, fak!!! ternyata daleman gear motor saya yang rusak, dan saya harus mencari bengkel yang kebetulan nih, agak jauh dari daerah Vicky Sianipar.

Yah, mungkin tidak usah saya jelaskan lebih detail apa yang terjadi dengan motor saya~

Setelah menghubungi beberapa teman kontrakan saya untuk meminta bantuan, saya teringat bahwa waktu magrib sebentar lagi, yang berarti saya harus secepatnya mencari minuman untuk membatalkan puasa hari ini. Terlihatlah warung rokok tidak jauh dari tempat motor saya ngadat, dengan gerak santai saya mendorong motor kearah warung yang keliatan sepi-sepi aja ini.

Si ibu penjaga warung pun terlihat sedang memasak tahu isi untuk jualan berbuka, dan saya pun lalu memesan segelas teh manis hangat dan sebungkus rokok untuk teman berbuka sore ini. Dengan ramah si ibu berkata, "buka nya sebentar lagi kok de', ibu masak gorengan dulu ya buat jualan". "Baiklah bu, silahkan, saya juga lagi nunggu teman saya datang menjemput kok bu. Lagian blum waktunya untuk berbuka juga kan" timpal saya. Si ibu manggut-manggut aja sambil melayani 2 pengendara motor yang terlihat pengin si ibu cepat-cepat melayani, karena dia ingin cepat-cepat berangkat lagi mengejar buka puasa dirumah. Saya pun berfikir, ngga mungkin juga orang-orang ini mau berbuka di rumah, toh buka juga tinggal sekitar 5 menit lagi, ada-ada aja toh mas ini, mentang-mentang dia pembeli kok pesennya pakai nada tinggi. Si ibu pun melayani dengan senyum-senyum aja, yah mungkin itu yang harus dilakukan, dia menjual dengan senang hati.

Adzan pun berkumandang~

Ibu tersebut dengan sigap menyiapkan teh hangat saya, dan menyodorkan jualan tahu isi hangatnya di piring. "Ini dek, udah waktunya buka puasa sekarang" kata si ibu. Dengan cepat pun saya langsung menyeruput teh hangat itu, dan mencomot tahu isi hangat itu (langsung tancap gas pol).

Ternyata, dan memang benar, teh hangatnya enak sekali, meskipun merk nya juga sama kayak yang ada di dapur kontrakan saya, tapi saya ngga pernah bisa bikin seenak ini. Apa karena memang berkah puasa jadi nikmat menikmati minuman pun terasa enak sekali. Hah, mungkin hanya sedikit pemikiran saya, lebih baik melanjutkan sambil memakan tahu isi dan membakar sebatang rokok yang dibeli tadi.

Beberapa saat pun orang-orang mulai berdatangan ke warung itu, langsung mengambil tahu isi yang habis selesai digoreng tadi. Ternyata ibu ini kenalan orang-orang sekitar situ banyak juga, banyak supir bajaj, supir taksi, yang mampir untuk berbuka puasa disana, dan ternyata memang mereka sudah sering beristirahat di warung itu disela kesibukan hariannya. Hal itu terdengar dari beberapa pembicaraan mereka yang memang keliatan sudah sering sekali ketemu dan nongkrong disitu.

Ya, akhirnya mata saya pun terbuka, hal-hal inilah yang sering saya jumpai di Surabaya dan Jogja, tapi jarang sekali terlihat di Jakarta. Dimana orang-orang lebih suka nongkrong di warung-warung pinggir jalan, mungkin karena harganya memang sangat-sangat terjangkau, tapi juga jajanan yang dijajakan pun sangat merakyat. Memang, saya pun akhir-akhir ini lebih memilih untuk berbelanja di warung-warung kecil daripada di minimarket atau toko-toko grosir berlabel luar. Bukan hanya karena tempatnya lebih gampang dijangkau, dan memang pilihannya sangatlah terbatas, tapi juga karena memang cara inilah yang digunakan oleh orang-orang (kebanyakan masyarakat kecil) untuk memutar uang, dan juga interaksi sosial sesama tetangga atau apapun. Tidak harus seperti di minimarket atau grosiran, pilih-pilih - bayar - pergi saja, interaksi juga hanya terjadi di lingkup meja kasir saja. Namun toko-toko / warung-warung tradisional ini lebih mengakrabkan kita sebagai sesama umat manusia menurut saya, dari hal interaksi antar sesama, jajanan pasar yang biasanya adalah bikinan sendiri bukan makanan atau minuman kemasan. Harga nya pun juga sangat terjangkau jika dibandingkan dengan rasa dan cara penyajiannya.

18:30~

Akhirnya teman saya Oni datang juga menjemput saya di warung itu. Dengan santai dan tanpa antiran kasir, saya membayar ke ibu itu. 20 ribu, harga yang cukup murah untuk teh hangat, 4 tahu isi, dan sebungkus marlboro.

Sekian~

Cikini, 30 Juli 2012, 21:26

ps :

Sebaiknya kita mulai lebih sering lagi berbelanja di warung-warung tradisional. Kurang-kurangilah berbelanja di minimarket atau toko grosiran. Karena banyak hal yang mungkin tidak pernah kita tahu atau kita lihat, bisa saja terjadi di warung-warung rokok maupun warkop pinggir jalan :)


Minggu, 29 Juli 2012

#3 #365harimenulis Practice Sharing Caring

Beberapa hari yang lalu, saya dihubungi oleh teman saya Tania Ranidhianti, dia mengabarkan kalau Clover akan bermain di salah satu radio online Jakarta. Hey, ini kabar sangat gembira menurut saya, karena saya tahu bahwa gitaris Clover yaitu Nanda memang sedang balik ke Jakarta untuk jangka waktu yang lama. Perlu anda ketahui kalau Nanda sejak 2010 awal dulu memang sudah berpindah menetap di Seattle - Amerika karena ikut dengan sang suami yang memang orang asli Amerika sana.

Waktu yang saya dapatkan untuk berkenalan dengan Nanda pun hanya dalam jangka waktu beberapa bulan saja sewaktu penggarapan album perdana Clover - Until Whenever di awal permulaan perjalanan saya berpindah tempat di Jakarta. Memang, waktu yang sangat terbatas membuat saya hanya sebatas kenal dan tahu sedikit tentang Nanda, hanya mendapat tambahan dari cerita-cerita dan pengalaman pribadi saja untuk saya. Saya yang memang sering membatu menjadi additional gitar Clover dalam setiap perform mereka selepas Nanda pindah Seattle, dan memang sangat-sangat menunggu penampilan untuk (mungkin) bisa bermain bersama gitaris utama dari Clover tersebut.

Ternyata waktu yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang juga, bersama dengan sms Tania tadi, saya juga diajak untuk membantu Clover untuk perform di Demajors Radio tanggal 9 Agustus nanti. wooohooo, senang sekali mendengar kabar tersebut, akhirnya saya bisa bermain bersama sepanggung dengan salah satu gitaris wanita favorit saya yaitu Sofiariantika P. Wilson / Nanda.


Minggu, 29072012 ~

my Telecaster, Delay, and SanAmp. they're my world..

Hari pertama saya masuk studio untuk latihan bersama Clover ~

Nanda datang lebih dulu dari saya, padahal biasanya kalau latian tanpa Nanda, saya lah yang lebih sering datang duluan daripada personil-personil lainnya ( hehe, ini curcol hahaha ). Setelah menunggu kedatangan at least 1 personil lagi kita sepakat untuk mulai bermain. Beberapa menit kemudia, datanglah Hana (bassist Clover) untuk memulai latian bersama band mitos ini :).

Lagu pertama yang dicoba dari sekian lama waktu itu, terpilihlah Lovelife, sedikit salah-salah memang sewaktu latian pertama kalinya. Lalu dilanjut dengan lagu kedua, Tania In A Car, satu lagu yang lucu menurut saya tentang kegiatan di mobil dari keyboardist band ini yaitu Tania Ranidhianti. Akhirnya setelah melancarkan jalan (jiaah, kayak apa aja) 2 lagu tersebut, maka dipilihlah lagi lagu-lagu berikutnya seperti Our Little Secret, Orenji, Sundae Rhapsody, Harapan Muda (satu-satunya lagu b-sides dari Clover yang memakai bahasa Indonesia), Lullaby for the Fireflies, dan yang terakhir adalah Until Whenever.

Ada satu catatan untuk lagu Until Whenever ini.

lagu Until Whenever, yang sama dengan title dari album perdana Clover ini jarang sekali dimainkan selepas kepergian Nanda ke luar negeri. Mungkin bisa dihitung hanya sekali perform saja saya pernah membawakan lagu ini bersama teman-teman Clover yang lain. Akhirnya lagu ini dibawakan lagi oleh Clover dengan format lengkap + saya sebagai tambahan pemain gitar.

Sebenernya ada lagi beberapa lagu yang keliatannya sudah menjadi kenangan saja sewaktu bermain dengan Clover. Lagu-lagu seperti Blue Is Just For Boys, Chapsa Song, Ballads Of The Lad and The Lass. Kenapa jarang dibawain ?? Jujur, saya saja kesusahan untuk bisa bermain lagu seperti Blue Is Just For Boys, lagu ini hanya mungkin bisa dibawakan jika ada sosok Nanda yang bermain lagi di Clover.

Baiklah, akhirnya selesai juga latian dari Clover untuk hari ini, maka selesailah juga tulisan #3 saya untuk project #365harimenulis. Nantikan tulisan selanjutnya untuk Clover ~

sekian ~

untuk teman / gitaris favorit / storyteller favorit  saya Sofianriantika P. Wilson 

Tebet, 30 Juli 2012 , 00:52

   Clover-Until Whenever by winabugi

ps :

Jangan lupa mampir untuk melihat perform Clover, tanggal 9 Agustus di kantor Demajors Radio. Mungkin itu akan bisa menjadi moment anda mengenal Nanda untuk pertama kalinya :)







Sabtu, 28 Juli 2012

#2 #365harimenulis "Band Mitos" dan @postkartraveler



Sabtu sore ~

saya berserta teman-teman dari @thedyingsirens diajak untuk mengisi akustikan salah satu acara bertema @poskartraveler, sebuah pameran, lebih tepatnya Traveling Exhibition Project oleh mbak Novi Kresna Murti.

Disini setiap orang dapat ikut berpartisipasi untuk menjadi komentator, kurator, atau apapun itu untuk setiap foto-foto yang dipamerkan. Saya beserta beberapa personil thedyingsirens lainnya turut ikut serta untuk memberi puisi, lagu, atau karya tulis untuk beberapa foto yang dipamerkan disini. Salah satu karya kolaborasi saya bisa diliat di blog ini dimari :


http://elegiduniamaya.blogspot.com/2012/07/reblog-dari-lakuningbanyu.html


Sore itu acara dimulai dengan penampilan DJ set dari bung Eka Annash yang juga lebih kita kenal sebagai vokalis dari grup band The Brandals. Sore hari itu Eka membawakan beberapa sendiri dan beberapa lagu dari band luar, dan yang pastinya tetap pasti berirama new wave 80-90an :).

Setelah itu, ada lagi PLAY dari teman-teman postkartraveler (maaf, saya lupa nama performernya). Play ini diperagakan dengan sangat unik (menurut saya), karena dari 4 orang yang perform untuk play ini, semuanya tertutup dengan siluet-siluet video yang juga repesentasi dari cerita yang dibawakan sore itu. Hmm... pokoknya oke dan unik lah menurut saya :)

17:20 ~

Akhirnya @thedyingsirens tampil juga sore ini. Band indierock yang sebenernya adalah one man show / sebuah project narsis dari Pugar Restu Julian (vocal, cajon), hari ini kembali lagi membawa 3 additional player (bisa jadi personil tetap, jarang diganti sih :D ). 3 personil tambahan itu adalah Olivia Imelda (vocal, tambourine), Dhendy Mawardi (guitar, vocal - Little Space Donkey), dan saya sendiri Branandi W Madya K (guitar, vocal). Band yang mungkin sudah sering dianggap sebagai mitos, atau bahkan hanya band mp3 karena saking seringnya wara-wiri di kancah socmed manapun akhirnya maen juga. Mungkin karena sedikit molor pada jam acara, kita yang berencana membawakan hampir 11 lagu, sore itu hanya membawakan 6 lagu saja. Berikut beberapa lagu yang dibawakan berurutan :

1. thedyingsirens - Our Times Our Feelings

   Our Times Our Feelings (Acoustic) by thedyingsirens 


2. Phil Phillips - Sea Of Love (cover)

   Sea Of Love (Phil Phillips Cover) by thedyingsirens

3. thedyingsirens - Lovely Eyes

   Lovely Eyes (Acoustic) by thedyingsirens

4. Ride - Vapour Trail

   Vapour Trail (Ride Cover) by thedyingsirens

5. Feist - So Sorry

   So Sorry (Feist Cover) by thedyingsirens


6. thedyingsirens - Bye Bye Bye


   ByeBye by thedyingsirens




yak, itulah setlist untuk sore hari ini..

hari ini kita semua kedatangan tamu yang sangat-sangat spesial, dia biasa dipanggil mrs. muffins :), mbak Sofiariantika P. Wilson. Nanda biasa dipanggil, beberapa minggu terakhir ini dia datang dari Seattle (rumah keduanya) untuk mengunjungi teman-teman lama, dan keluarga di Indonesia. Tunggu tulisan-tulisan saya untuk mbak Nanda di beberapa hari kedepan ya.. #spoiler :))

Oke, mungkin itu yang bisa saya ceritakan untuk hari kedua ini. Terima kasih untuk mbak Novi Kresna Murti yang sudah mengajak kita untuk bermain di pamerannya, mengajak kita juga untuk mencoba hal-hal kreatif seperti menulis dan fotografi.


keluarga kecil @thedyingsirens :)

 sekian ~

ps :

Alhamdulillah hari #2 #365harimenulis sudah terlewati, masih banyak target yang harus dikejar esok hari :) . hello partners bagaimana kabar tulisanmu ?

Tebet, 01:34 , 29072012






Jumat, 27 Juli 2012

Dalam diam, memilikimu. (reblog)


 ( reblog dari lakuningbanyu.blogspot.com )




 " But your smile casts illuminant sparks / and even a rough hailstorm / couldn’t fight this whisper of hope ~ "
(Dylan Mondegreen - While I Walk You Home)


  Ada yang menarik perhatianku ketika pertama kali berpapasan denganmu,
Manik mata hitam dan samar-samar wangi sandalwood dari rambut yang kau biarkan tergerai.

Dalam waktu sepuluh detik saja,
Seperti biasa, aku memang terkadang terlalu mudah jatuh cinta.

Seperti pagi itu,
Di kala tanganmu erat berpegangan dengan lengan kekar miliknya,
aku jatuh cinta,
Saat pertama kali berpapasan denganmu.




Lalu tiba hari,
Aku melihatmu berdiri di sana sendiri, tersenyum simpul menatap layar telepon seluler di pegangan tangan kananmu.

" So if you lose your faith babe / you can have mine / and if you're lost / I'm right behind / cause we walk the same line ~ "
(Everything But The Girl - We Walk The Same Line)

Aku berusaha untuk tidak mengakui,
bahwa aku telah lupa diri,
merasa ingin dekat denganmu,
padahal namamu saja, aku tidak tahu.




Berpuluh hari telah kita lalui bersama,
Aku masih sibuk mengambil gambarmu dalam diam,
Dan kamu tetap tidak menyadari keberadaanku.

Di sebuah sore, saat aku mengikuti jalanmu yang terburu-buru,
Aku tidak sengaja menabrakmu.

Sebenarnya kamu yang berhenti secara tiba-tiba,
Mengagetkanku.

Kamu menunduk berkali-kali,
Merasa bersalah karena telah menjatuhkan tutup lensa kameraku.

" And when we're crossed / We can say that we're lost / In the middle of nowhere / Think you'll like it a lot / And if we're wrong / And we end up alone / We'll light a candle / For their innocent bones ~"
(Tears For Fears - Secret World)

Yang kamu tidak tahu hatiku sedang berpesta,
Menikmati wajahmu bersemu merah malu,
Warna itu pun menular cepat dengan adanya panas di pipiku.





Musim yang aku nanti akhirnya tiba, 

Hari ini saat yang paling tepat menurutku.

Aku akan mengejarmu,
Paling tidak berusaha menjejeri langkah kakimu di pagi atau sore kali ini,

Untuk paling tidak tahu siapa namamu.

" The moment I met you, I swear / I felt as if something, somewhere / Had happened to me, which I couldn't see / And then, the moment I met you, again / I knew in my heart that we were friends / It had to be so, it couldn't be no. "
(Gilbert O'Sullivan - Clair)




written by : @rbestiningtyas
playlist created by : @branandiwmadyak

Persembahan pertama untuk @postkartraveler-nya @novikresna.

Kemang, 22:32, 22072012.

Notes:

A cuppa black coffee and hot tea. Sometimes, you have to be ready to start something new. Let's plant our thought, and watch them grows.

Ps:

When a writer meets a sound engineer. Our very first collaboration. Woohooo!

#1 #365harimenulis sedikit ambisius, namun suka-suka

Jakarta ~

Apalagi yang bisa dicari di Jakarta? kota yang macet, bubaran pekerja kantoran yang ruwet, polusi udara - suara - mata dimana-mana. Pedagang maupun saudagar berjejalan dikota ini, dari yang sebatas trotoar jalan sampai dengan partai besar selayaknya di mall-mall besar menambah ruwet ibukota ini.

Apa yang bisa didapat di Jakarta? yah, mungkin hanya beberapa hiburan-hiburan malam sendu yang ada dibeberapa ruas jalan kota. Seperti yg saya lihat malam ini, pengamen berkedok ondel-ondel, atau debus berkedok cari sumbangan.

Tapi bukan itu yang mau saya ceritakan untuk tulisan kali ini~

Hari ini saya mulai mencoba untuk menjalani sebuah project, sedikit mengejar target sih keliatannya. Sebuah project untuk mulai mencoba lagi menulis setelah sekian lama semua hal itu hanyalah ada di pemikiran-pemikiran saya saja. Yaaa~ sebuah project 365 hari menulis.. Project ini memang dikhususkan untuk melatih saya belajar lagi menulis sebuah tulisan berupa apa saja, tanpa tema dan sebagainya.

Semoga project ini dapat bermanfaat untuk saya sebagai pribadi yang memang jarang sekali menumpahkan semua kedalam sebuah tulisan, saya lebih cenderung untuk menuangkan ide menggunakan media musik dan nada untuk penjabarannya. Mungkin hal ini juga dapat memberi saya pencerahan untuk lebih berarti dalam menjalani kehidupan di Jakarta yang sudah  dijabarkan menurut saya diatas tadi, atau mungkin juga dapat membawa saya keluar dari kota ini mencoba hal-hal baru lagi selagi saya masih kuat untuk berjalan dan berekspresi.

Sekian,
mari kita mulai project suka-suka yang mungkin menyenangkan ini..


ps:
saya juga memulai project ini bersama partner saya lho, Rani B Estiningtyas. Semoga kami berdua dapat mencapai target 365 tulisan yang berakhir (mungkin lanjut) pada 27 Juli 2013.

mari semangat, gemarlah membaca, keep sporty dan jauhi narkoba : D


Jakarta, 21:35 , 270712 - Taman Ismail Marzuki - Kedutaan Kecil Bali

Kamis, 26 Juli 2012

karya yang sudah termakan jaman

hmm.. beberapa hari yang lalu saya menemukan sebuah file yang lama sekali tidak pernah saya lihat, bahkan untuk klik open pun saya tidak pernah merasa pernah. Sebuah file data movie yang pernah saya buat sewaktu menempuh kuliah berjurusan FISIP di Surabaya. Mungkin karena memang sudah sekitar 5-6 tahun yang lalu saya memilikinya, dan sejak saat itu hanya tersimpan dalam folder film karya saja. Sekilas file ini seperti tidak mempunyai arti, bahkan namanya saja hanya tertulis AVSEQ03.DAT

File data tersebut adalah film yang konon berjudul Late Too Say Sorry karya saya dan beberapa teman-teman kuliah saya dulu kala. Sebuah film yang menceritakan seorang anak yang merasa sangat-sangat bersalah kepada bapaknya, yang ternyata meninggal akibat kesalahan sang anak tersebut. yaaa.. film ini memang hanya sebuah film underrated (sangat) yang dibuat dengan modal seadanya, alat seadanya, dan aktor pun seadaanya. Tetapi setelah saya membuka lagi dan melihat lagi film ini, saya seakan teringat, bagaimana dulu keakraban teman-teman saya sewaktu proses produksi ini dari pra-prod-post production.

Satu lagi hal yang menarik (menurut saya) dari film ini adalah, dimana terdapat 2 buah lagu yang dulu pernah saya dan teman-teman saya buat. Kenapa menjadi menarik? yaa, hal itu mungkin bisa menjadi biasa apabila file master rekaman nya masih ada. Tetapi untuk perihal 2 lagu ini, master rekamannya memang sudah benar-benar hilang, MUSNAH!! lebih tepatnya, bersama beberapa harddisk saya beberapa tahun silam.

yah mungkin yang membaca blog ini tidak seberapa suka dengan lagunya, bahkan mungkin sama sekali ngga mau mendengar lagunya. Tapi bagi kami anak kinetik UPN Surabaya angkatan 2004 - 2006 pasti bernostalgia dengan lagu ini.

silahkan didengar bila anda ingin..






suddenly i miss my band..





Call Me Nancy is a bound of emotions, laughter, hubbubs, and dreams of each member. We came on a surface in the middle of 2004 and our aim was for making a “bloody box” to keep away all of our stories, fancies, and dreams. There once a time we had a situation in which a vacuum exists on 2006 and on 2007 we had our comeback by trying to set down our path within Surabaya music’s progress.

Finally, after Call Me Nancy had through some several troubles and boundaries, we have found our best fitter formation. It is what we called a bunch product of Call Me Nancy’s thoughts from our every points of view and inventions. But still, each one has a similarities in vision, mission and in how we make the music itself.

However, we’ll always trying to make some good music to make the universe more colorful by our way and by the supports from friends, best friends, girlfriends, and boyfriends….our local community mates, and you and you, you, you…

Any person who doesn’t love us may need some psychological evaluations..

Let us keep the world brighter and dare to make more differences by making worth to listened music!!!

LULL - death (i) Questions For The Millions







( reblogging tulisan dari blog lama saya )



Akhirnya penantian itu pun selesai juga ~
Setelah cukup lama menunggu (hampir 5 tahun) setelah releasenya Body and Soul album, Lull merelease lagi album terbarunya Lull - Death (i). Cukup berbeda musik yang ditawarkan Lull di album ini, mungkin dikarenakan adanya pergantian personil baru yaitu Aldi Kresna yang menggantikan posisi vokal dari founder J.Vanco yang sebelumnya adalah vokalis utama band ini. Christian P Nainggolan masih setia untuk tetap di posisi bassist utama. Desas desus nya pemakaian huruf (i) di belakang Death juga sebagai gimmick untuk release kedua yang sebentar lagi akan menyusul Death (i).

Secara keseluruhan album Death (i) ini cukup memuaskan, noise yang oke, kegilaan yang tidak diragukan, apalagi ditambah pembagian suara vokal dari 3 personelnya. Contoh saja lagu Death Machine, yang mengingatkan saya akan lagu - lagu dari Nine Inch Nails, dan FILTER. Hentakan drum yang mengagetkan di bagian Reffrainnya sangatlah bisa membuat kita berheadbang ria di sebuah gigs.

Million Souls yang musiknya di aransemen oleh Wahyu Sudiro ini juga bisa mengakibatkan gejala - gejala stroke ringan apabila didengarkan sekali dua kali. Herr Wulf’s yang menjadi track favorit saya juga tidak kalah mengharukannya, dengan intro yang dari awal sudah dapat digambarkan bahwa ini adalah lagu penghancuran di album ini dengan lirik yang mungkin agak menyinggung secara radikal. 

Meskipun agak berbeda dengan album - album sebelumnya, tetapi mungkin ini adalah pendewasaan musik rock alternative ala LULL.

Lull are J.Vanco, Aldi Kresna Pagaruyung, Christian P Nainggolan
discography : Death (i)

“I’m Hitler to your Jews” - Lull, Herr Wulf’s

Minggu, 22 Juli 2012

Race To The Forest







Race To The Forest

by Cloudless Blue Sky - @agnesbinti @devinasofiyanti @branandiwmadyak


tunnel of trees, whispering softly / you’re not here
drop of waters / fall on top of our hats

we’re where we belong / where we belong

come out, race me / a race to the forest
a race to the forest / a race to the forest
a race to the forest / race to the forest


mencoba menyumbang lagu untuk @Postkartraveler Project by @NoviKresna